BERITA ISLAMI
Minggu, 17 Januari 2016
3 amalan yang sangat luar biasa
ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ
ﻣِﻦْ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﻭَﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﻭَﻭَﻟَﺪٍ
ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ
“Jika seseorang meninggal dunia,
maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara yaitu: sedekah
jariyah, ilmu yang dimanfaatkan,
atau do’a anak yang sholeh” (HR.
Muslim no. 1631)
Allah memberi ganjaran sekecil apa
pun amal yang kita perbuat. Meski
hanya sebesar dzarrah atau debu:
“Sesungguhnya Allah tidak
menganiaya seseorang walaupun
sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya
Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala
yang besar” [An Nisaa' 40]
Setiap kebaikan yang kita lakukan
mulai dari kewajiban seperti sholat,
puasa, zakat hingga amal yang
sunnah insya Allah akan dibalas
Allah pahala yang berlipat ganda.
Bahkan ada orang yang karena
mampu setiap tahun pergi berhaji
atau umrah dengan berharap
mendapat pahala yang besar.
Sesungguhnya itu baik. Namun
sayangnya saat kita meninggal, kita
tidak akan mendapat pahala itu lagi.
Saat kita mati, terputus amal kita
selain 3 amal yang di atas.
Oleh karena itu agar pahala kita
terus mengalir meski kita telah
tiada, hendaknya kita berusaha
mengerjakan 3 amal yang di atas.
Bagaimana pun kita tidak tahu
berapa banyak dosa atau maksiyat
yang telah kita perbuat. Berapa
banyak orang yang kita sakiti. Jadi
kalau pahalanya pas-pasan, bisa jadi
akhirnya kita terjerembab ke neraka
jahannam.
Sedekah Jariyah
Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada
10 amal yang pahalanya terus
menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu
yang bermanfaat, 2) doa anak
sholeh, 3) sedekah jariyah (wakaf), 4)
menanam pohon kurma atau pohon-
pohon yang buahnya bisa
dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku,
kitab atau Al Qur’an, 6) berjuang
dan membela tanah air, 7) membuat
sumur, 8) membuat irigasi, 9)
membangun tempat penginapan
bagi para musafir, 10) membangun
tempat ibadah dan belajar.
Itu hanya contoh kecil saja. Tentu
saja sedekah jariyah tidak terbatas
pada hal yang di atas. Segala hal
yang bermanfaat yang bisa dinikmati
masyarakat umum seperti
membangun jalan, jembatan,
website atau TV yang bermanfaat
insya Allah pahalanya akan terus
mengalir kepada kita selama yang
kita bangun itu masih memberikan
manfaat.
Menanam pohon mangga atau pohon
kurma sehingga buahnya bisa
dinikmati atau pun pohon yang
rindang seperti pohon Beringin
sehingga orang bisa berteduh pun
bisa mendapatkan pahala.
Membangun masjid pun pahalanya
amat besar dan tetap akan mengalir
selama masih ada orang yang
memakainya untuk beribadah:
Hadits riwayat Usman bin Affan ra:
”Barang siapa yang membangun
sebuah masjid karena
mengharapkan keridhaan Allah
SWT, maka Allah akan membangun
untuknya sebuah rumah di surga.
(H.R Bukhari dan Muslim)
Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu akan bermanfaat jika kita
sendiri terlebih dahulu
mengamalkannya. Kemudian kita
ajarkan ke orang lain. Jika orang
yang kita ajarkan itu juga
mengamalkan ilmunya, insya Allah
kita akan mendapat pahala meski
kita telah tiada.
Kita bisa menjadi guru, dosen, atau
mendirikan sekolah/pesantren
sehingga ilmu yang bermanfaat bisa
diajarkan ke orang banyak.
Di zaman sekarang ini kita bisa
mengajarkan ilmu ke banyak orang
sekaligus. Dengan membuat buku
yang bermanfaat, kita dapat
membayangkan bagaimana kalau ada
1 juta orang yang membaca buku
tersebut dan mengamalkannya.
Dengan membuat website yang
berisi ilmu yang bermanfaat
misalnya website Islam sehingga
puluhan ribu orang bisa membaca
dan mengamalkan ilmunya, insya
Allah juga akan mendapat pahala.
Jika ada orang yang meng-copy-paste
tulisan anda, jangan sedih. Justru
mereka membantu menyebarkan
ilmu anda sehingga jika website
anda tutup karena anda tidak
membayar sewa domain atau
hosting, ilmu anda tetap tersebar
dan dinikmati orang lain.
Mendirikan TV Islam atau TV
Komunitas yang bisa memberikan
ilmu yang bermanfaat pun insya
Allah akan mendapat pahala.
Bagaimana jika kita bukan orang
yang pintar atau ilmu kita cetek?
Jangan sedih. Dengan membantu
ulama sehingga ilmunya tersebar,
membantu penerbitan buku yang
bermanfaat, membantu pembuatan
dan pemeliharaan website atau TV
Islam juga bisa membuat anda ikut
mendapat pahala. Karena Allah
menghitung setiap amal yang kita
lakukan sekecil apa pun amal itu!
“…Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.” [Al
Maa-idah 2]
Rasulullah saw. bersabda:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ ـ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻨﻪ ـ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ـ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ـ
ﻗﺎﻝ : ” ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻟﻠﻤﺆﻣﻦ ﻛﺎﻟﺒﻨﻴﺎﻥ ، ﻳﺸﺪ
ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎً ، ﺛﻢ ﺷﺒﻚ ﺑﻴﻦ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ ، ﻭﻛﺎﻥ
ﺍﻟﻨﺒﻲ ـ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ـ ﺟﺎﻟﺴﺎً ،
ﺇﺫ ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﻳﺴﺄﻝ ، ﺃﻭ ﻃﺎﻟﺐ ﺣﺎﺟﺔ ﺃﻗﺒﻞ
ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻮﺟﻬﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺷﻔﻌﻮﺍ ﺗﺆﺟﺮﻭﺍ ،
ﻭﻳﻘﻀﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻥ ﻧﺒﻴﻪ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ” .
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ، ﻭﻣﺴﻠﻢ ، ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Orang mukmin itu bagi mukmin
lainnya seperti bangunan,
sebagiannya menguatkan sebagian
yang lain. Kemudian Nabi
Muhammad menggabungkan jari-
jari tangannya. Ketika itu Nabi
Muhammad duduk, tiba-tiba datang
seorang lelaki meminta bantuan.
Nabi hadapkan wajahnya kepada
kami dan bersabda: Tolonglah dia,
maka kamu akan mendapatkan
pahala. Dan Allah menetapkan
lewat lisan Nabi-Nya apa yang
dikehendaki.” Imam Bukhari,
Muslim, dan An Nasa’i.
ﻣَﻦْ ﺩَﻝَّ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻴْﺮٍ ﻓَﻠَﻪُ ﻣِﺜْﻞُ ﺃَﺟْﺮِ ﻓَﺎﻋِﻠِﻪِ
Barangsiapa yang menunjukkan
kepada kebaikan, maka ia (orang
yang menunjukkannya) akan
mendapat pahala seperti orang
yang melakukannya. [HR Muslim,
3509].
Jadi jika kita turut andil dalam
menyebarkan ilmu yang bermanfaat,
insya Allah, Allah akan melihatnya.
Anak Soleh yang Mendoakannya
Jika kita punya anak soleh yang
mendoakan kita, insya Allah kita
akan mendapat pahala juga karena
kita telah berjasa mendidik mereka
sehingga jadi anak yang saleh.
Oleh karena itu jika kita diamanahi
anak oleh Allah, hendaknya kita
didik mereka sebaik mungkin hingga
jadi anak yang saleh. Seorang ibu
jangan ragu untuk meninggalkan
pekerjaannya di kantor agar bisa
fokus mendidik anaknya.
Lalu bagaimana jika kita tidak punya
anak kandung?
Di situ tidak dijelaskan apakah anak
saleh itu anak kandung atau bukan.
Jadi jika kita memelihara anak yatim
pun kita tetap akan dapat pahala
jika mereka jadi anak yang saleh dan
mendoakan kita.
Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Barang siapa yang
membelai kepala anak yatim
karena Allah SWT, maka baginya
kebaikan yang banyak daripada
setiap rambut yang diusap. Dan
barang siapa yang berbuat baik
kepada anak yatim perempuan dan
lelaki, maka aku dan dia akan
berada di syurga seperti ini,
Rasulullah SAW mengisyaratkan
merenggangkan antara jari telunjuk
dan jari tengahnya.” (Hadis riwayat
Ahmad)
Dari situ jelas bahwa orang yang
memelihara anak yatim dengan
penuh kasih sayang insya Allah akan
masuk surga. Surganya pun bukan
surga tingkat rendah. Tapi surga
tingkat tinggi karena berada di dekat
Nabi Muhammad SAW laksana jari
telunjuk dengan jari tengah.
Paling tidak jika ada anak dari
saudara kita atau sepupu kita,
santuni mereka. Bantu mereka.
Menyumbang ke keluarga miskin
yang ada anaknya pun atau panti
asuhan insya Allah bisa mendapat kan pahal dari nya,. amin
ZAKAT
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang ketiga. Kita sudah melaksanakan zakat sejak kecil, bahkan sejak lahir ke dunia. Apa si zakat itu?. Dalam pembahasan kali ini, seputarpengetahuan.com akan membagikan penjelasan tentang zakat, dan macam-macamnya serta siapa saja orang yang berhak untuk menerima zakat. Pasti kita semua sudah tahu dan mengerti tentang rukun Islam yang satu ini. Namun, agar lebih jelas dan bermanfaat untuk yang belum tahu dan masih belajar. Langsung saja berikut penjelasannya.
Pengertian Zakat
Secara lughoh atau bahasa, zakat berasal dari bahasa Arab yang berarti suci, bertambah dan berkembang, berkah, dan terpuji. Sedangkan secara istilah syara’, zakat berarti suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan mengeluarkan sebagian hartanya dan hukumnya wajib untuk dikeluarkan sesuai aturannya dan diberikan kepada golongan-golongan tertentu yang berhak menerimanya.
Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 yang artinya “Ambillah dari harta mereka sedekah (zakat) untuk membersihkan mereka dan menghapuskan kesalahan mereka” (Q.S. At Taubah : 103).
Dan sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 77 yang artinya: ”Laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat ”.
Dan sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 77 yang artinya: ”Laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat ”.
Dengan melaksanakan zakat, berarti kita telah membersihkan harta yang kita miliki. Zakat dilakukan setahun sekali tepatnya pada bulan ramadhan. Dengan mengeluarkan zakat, bukan berarti harta yang dimiliki akan habis, tentu tidak. Zakat itu artinya mensucikan, membersihkan, menambah. Jadi, sebagian harta yang wajib dikeluarkan itu, walaupun terlihat berkurang akan tetapi pada dasarnya akan bertambah jumlah & keberkahannya, serta akan mensucikan dan membersihkan diri dari segala dosa.
Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi menjadi dua macam yaitu zakat fitrahdan zakat maal. Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut :
- Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang hari kemenangan yaitu hari raya Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Ukuran zakat yang dikeluarkan yaitu 2,5 kg dan berupa makanan pokok yang ada di daerahnya masing-masing, seperti beras, sagu, gandum, kurma dan lainnya. Menurut Imam Syafi’iyah ukuran zakat fitrah yakni :
1 sha’ : 2 Qodah Mesir
1 sha’ : 4 Mud
1 mud :1⅓ kati Baghdad
1 kati : 128 4/7 Dirham
1 Dirham : 4 gram
Jadi jumlah 1 sha’ sama dengan 2,743 Kg
- Zakat Maal
Yakni zakat harta kekayaan yang dikeluarkan oleh setiap muslim. Contoh harta yang harus dizakati seperti hasil pertambangan, peternakan, perniagaan, perkebunan, hasil laut, emas & perak, hara temuan. Dan kesemua harta itu memiliki hitungan masing-masing. Adapun syarat dikeluarkannya zakat adalah telah mencukupi haul atau mencapai satu tahun kecuali harta pertanian seperti buah-buahan atau harta temuan, itu tidak harus menunggu hingga satu tahun.
Mustahiq Zakat
Yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun mustahiq zakat harta ada delapan ashnaf sesuai dalam firman Allah Q.S. At-Taubah ayat 60, yakni :
- FakirAdalah orang-orang yang tidak memiliki harta untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari dan tak mampu bekerja ataupun berikhtiar.
- MiskinAdalah orang-orang yang memiliki penghasilan, namun tidak mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau kekurangan.
- AmilMereka adalah orang-orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagi-bagikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Bisa juga disebut dengan panitia zakat.
- MuallafOrang yang baru masuk kedalam Agama Islam dan masih membutuhkan bimbingan karena keimanannya masih lemah.
- GharimYakni orang yang memiliki hutang piutang, namun tidak mampu untuk membayarnya.
- Hamba SahayaAtau disebut juga budak. Yakni orang-orang yang belum merdeka dan dimerdekakan.
- SabilillahAdalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT, seperti para syuhada’, para ulama, ustadz ustadzah yang mengarkan ilmu agama di pesantren ataupun di musholla dll.
- Ibnu SabilYakni orang-orang musafir atau yang sedang dalam perjalanan seperti contoh, orang yang sedang bertholabul ‘ilmi, melakukan dakwah dls.
SEMOGA BER MANFAAT DAN MARI LAH KITA BRLOMBA LOMBA DALAM HAL KE BAIKAN,,.
Langganan:
Postingan (Atom)